Pengertian Sistem Pers Demokrasi Liberal Secara Umum (Liberal Democration Press)
Secara umum, Sistem Pers Demokrasi Liberal yakni sistem yang menawarkan kebebasan seutuhnya yang dijamin keberadaan dengan selaras paham liberalis. Dalam negara yang menganut paham liberal, pers sanggup berkembang dengan pers sebebas-bebasnya (mutlak). Wartawan surat kabar sanggup menulis gosip secara bebas yang biasanya sanggup berbeda dari cermin kepentingan masyarakat atau pemerintah.
Ciri-Ciri Sistem Pers Demokrasi Liberal
Berkaitan dengan ciri-ciri yang merdeka (libertarian), Krisna harahap menjelaskan lebih lanjut mengenai ciri-ciri sistem pers demokrasi liberal. Ciri-Ciri Sistem Pers Demokrasi Liberal yakni sebagai berikut.
Dalam Pers Liberalis dimodali oleh pemerintah dan swasta, atau sanggup pula berasal dari salah satunya. Kontrol sosial benar berlaku secara bebas. Berita atau ulasan di media massa sanggup berupa kritik tajam, baik itu untuk perseorangan, lembaga, maupun juga pemerintah. Dengan demikian, sistem pers liberalis, umumnya tidak mencerminkan kepentingan pemerintah negaranya. Sistem Pers Liberalis berada/ berlaku di negara-negara menyerupai Inggris, Australia, dan yang menganut paham liberal.
Sistem Pers Indonesia
Sistem pers Indonesia mempunyai kekhasan alasannya yakni ideologi dan falsafah negara Indonesia yakni Pancasila dan budaya masyarakat Indonesia yang khas pula. Selanjutnya sistem pers Indonesia disebut sebagai Pers Pancasila, sebagaimana yang selalu dikatakan oleh Menteri Penerangan RI pada ketika itu beserta jajarannya, yang juga disepakati oleh manusia pers Indonesia.
Media massa Indonesia sebagai suatu sistem, terkait dengan aspek-aspek lainnya yang tertuang dalam Keputusan Dewan Pers No. 79/XIV/1974 yang pada dasarnya mengemukakan bahwa kebebasan pers (media massa) Indonesia berlandaskan pada hal-hal:
Idiil: Pancasila
Konstitusional: Undang-undang dasar 1945 dan Ketetapan-ketetapan MPR.
Strategis: Garis-Garis Besar Haluan Negara
Yuridis: Undang-undang Pokok Pers No. 21 Tahun 1982. (Masa mendatang ditambah dengan Undang-Undang Penyiaran yang sedang dalam proses “pembuatan”.
Kemasyarakatan: Tata nilai sosial yang berlaku pada masyarakat Indonesia.
Etis: Norma-norma instruksi etik profesional.
Pers Indonesia memunyai kewajiban:
Kebebasan pers Indonesia yakni kebebasan yang bertanggung jawab yang menurut pada nilai-nilai Pancasila. Misalnya setiap pemberitaan atau jenis pesan komunikasi lainnya dilarang menyinggung “SARA” (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) yang pada kesudahannya akan menjadikan keresahan masyarakat dan memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal lainnya yang dilarang dilakukan yakni menghina Kepala Negara dan menghina aparatur pemerintah yang sedang bertugas. Apabila media massa melaksanakan pelanggaran, maka pemimpin redaksi tersebut akan sanggup diajukan ke pengadilan.
Disamping sebagai sarana untuk memberi informasi, memberi pendidikan dan hiburan, pers Indonesia juga memunyai hak kontrol, kritik dan koreksi yang bersifat korektif dan konstruktif (UU Pokok Pers No. 11 Tahun 1982 Pasal 3). Pers sehabis reformasi mengacu kepada Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 1999 perihal Pers.
Demikian artikel singkat tentang Sistem Pers Demokrasi Liberal (Liberal Democration Press). biar bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.
Berkaitan dengan ciri-ciri yang merdeka (libertarian), Krisna harahap menjelaskan lebih lanjut mengenai ciri-ciri sistem pers demokrasi liberal. Ciri-Ciri Sistem Pers Demokrasi Liberal yakni sebagai berikut.
- Tidak adanya batasan aturan dalam upaya pengumpulan informasi yang dipakai untuk kepentingan publikasi.
- Penerbitan dan pendistribusian terbuka bagi setiap orang tanpa memerlukan izin atau lisensi
- Kecaman yang dilakukan pemerintah, pejabat, atau partai politik tidak sanggup dipidana
- Publikasi yang dilakukan secara bebas dari penyensoran pendahuluan
- Wartawan mempunyai otonomi profesional dalam organisasi mereka.
- Tidak ada kewajiban dalam mempublikasikan segala hal
- Publikasi kesalahan dan kebenaran dilindungi yang berkaitan mengenai opini dan keyakinan
Tugas Sistem Pers Demokrasi Liberal
Menurut Krisna Harahap tentang konsep libertarian bahwa pers mempunyai tugas-tugas. Tugas-tugas sistem pers demokrasi liberal adalah sebagai berikut.
Menurut Krisna Harahap tentang konsep libertarian bahwa pers mempunyai tugas-tugas. Tugas-tugas sistem pers demokrasi liberal adalah sebagai berikut.
- Menjaga hak warga negara
- Memberikan pelayanan bagi kehidupan ekonomi (iklan)
- Memberikan pelayanan bagi kehidupan politik
- Mencari laba (demi kelangsungan hidupnya)
- Memberikan hiburan
Sistem pers Indonesia mempunyai kekhasan alasannya yakni ideologi dan falsafah negara Indonesia yakni Pancasila dan budaya masyarakat Indonesia yang khas pula. Selanjutnya sistem pers Indonesia disebut sebagai Pers Pancasila, sebagaimana yang selalu dikatakan oleh Menteri Penerangan RI pada ketika itu beserta jajarannya, yang juga disepakati oleh manusia pers Indonesia.
Media massa Indonesia sebagai suatu sistem, terkait dengan aspek-aspek lainnya yang tertuang dalam Keputusan Dewan Pers No. 79/XIV/1974 yang pada dasarnya mengemukakan bahwa kebebasan pers (media massa) Indonesia berlandaskan pada hal-hal:
Idiil: Pancasila
Konstitusional: Undang-undang dasar 1945 dan Ketetapan-ketetapan MPR.
Strategis: Garis-Garis Besar Haluan Negara
Yuridis: Undang-undang Pokok Pers No. 21 Tahun 1982. (Masa mendatang ditambah dengan Undang-Undang Penyiaran yang sedang dalam proses “pembuatan”.
Kemasyarakatan: Tata nilai sosial yang berlaku pada masyarakat Indonesia.
Etis: Norma-norma instruksi etik profesional.
Pers Indonesia memunyai kewajiban:
- Mempertahankan, membela mendukung dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar ’45 secara murni dan konsekuen;
- Memperjuangkan pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat yang berlandaskan Demokrasi Pancasila:
- Memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar kebebasan pers;
- Membina persatuan dan menentang imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, feodalisme, liberalisme, komunisme, dan fasisme/diktator;
- Menjadi penyalur pendapat umum yang konstruktif dan progresif-revolusioner (UU Pokok Pers No. 11 Tahun 1982 Pasal 2).
Kebebasan pers Indonesia yakni kebebasan yang bertanggung jawab yang menurut pada nilai-nilai Pancasila. Misalnya setiap pemberitaan atau jenis pesan komunikasi lainnya dilarang menyinggung “SARA” (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) yang pada kesudahannya akan menjadikan keresahan masyarakat dan memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal lainnya yang dilarang dilakukan yakni menghina Kepala Negara dan menghina aparatur pemerintah yang sedang bertugas. Apabila media massa melaksanakan pelanggaran, maka pemimpin redaksi tersebut akan sanggup diajukan ke pengadilan.
Disamping sebagai sarana untuk memberi informasi, memberi pendidikan dan hiburan, pers Indonesia juga memunyai hak kontrol, kritik dan koreksi yang bersifat korektif dan konstruktif (UU Pokok Pers No. 11 Tahun 1982 Pasal 3). Pers sehabis reformasi mengacu kepada Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 1999 perihal Pers.
Demikian artikel singkat tentang Sistem Pers Demokrasi Liberal (Liberal Democration Press). biar bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.
Comments
Post a Comment